Pages

Saturday, December 10, 2011

Rokok vs Ekonomi: Mitos dan Fakta






Mitos:

Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar.
Fakta:
Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.
Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.
Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.


Mitos:
Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh negara-negara kaya.

Fakta:
Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.

Mitos:
Pengaturan yang lebih ketat terhadap industri rokok akan berakibat hilangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau dan pabrik rokok.
Fakta:
Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.
Para ekonom independent yang sudah mempelajari klaim industri rokok, berkesimpulan bahwa industri rokok sangat membesar-besarkan potensi kehilangan pekerjaan dari pengaturan rokok yang lebih ketat. Di banyak negara produksi rokok hanyalah bagian kecil dari ekonomi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank mendemonstrasikan bahwa pada umumnya negara tidak akan mendapatkan pengangguran baru bila konsumsi rokok dikurangi. Beberapa negara malah akan memperoleh keuntungan baru karena konsumen rokok akan mengalokasikan uangnya untuk membeli barang dan jasa lainnya. Hal ini tentunya akan membuka kesempatan untuk terciptanya lapangan kerja baru.

Mitos:
Pemerintah akan kehilangan pendapatan jika mereka menaikan pajak terhadap industri rokok karena makin sedikit orang yang akan membeli rokok.
Fakta:
Bukti sudah jelas: perhitungan menunjukkan bahwa pajak yang tinggi memang akan menurunkan konsumsi rokok tetapi tidak mengurangi pendapatan pemerintah, malah sebaliknya. Ini bisa terjadi karena jumlah turunnya konsumen rokok tidak sebanding dengan besaran kenaikan pajak. Konsumen yang sudah kecanduan rokok biasanya akan lambat menanggapi kenaikan harga (akan tetap membeli). Lebih jauh, jumlah uang yang disimpan oleh mereka yang berhenti merokok akan digunakan untuk membeli barang-barang lain (pemerintah akan tetap menerima pemasukan). Pengalaman mengatakan bahwa menaikan pajak rokok, betapapun tingginya, tidak pernah menyebabkan berkurangnya pendapatan pemerintah.

Mitos:
Pajak rokok yang tinggi akan menyebabkan penyelundupan.
Fakta:
Industri rokok sering beragumentasi bahwa pajak yang tinggi akan mendorong penyelundupan rokok dari negara dengan pajak rokok yang lebih rendah, yang ujungnya akan membuat konsumsi rokok lebih tinggi dan mengurangi pendapatan pemerintah.
Walaupun penyelundupan merupakan hal yang serius, laporan Bank Dunia tahun 1999 Curbing the Epidemic tetap menyimpulkan bahwa pajak rokok yang tinggi akan menekan konsumsi rokok serta menaikan pendapatan pemerintah. Langkah yang tepat bagi pemerintah adalah memerangi kejahatan dan bukannya mengorbankan kenaikan pajak pada rokok.
Selain itu ada klaim-klaim yang mengatakan bahwa industri rokok juga terlibat dalam penyelundupan rokok. Klaim seperti ini patut disikapi dengan serius.
Mitos:
Kecanduan rokok sudah sedemikian tinggi, menaikan pajak rokok tidak akan mengurangi permintaan rokok. Oleh karenanya menaikan pajak rokok tidak perlu.
Fakta:
Menaikan pajak rokok akan mengurangi jumlah perokok dan mengurangi kematian yang disebabkan oleh rokok. Kenaikan harga rokok akan membuat sejumlah perokok untuk berhenti dan mencegah lainnya untuk menjadi perokok atau mencegah lainnya menjadi perokok tetap. Kenaikan pajak rokok juga akan mengurangi jumlah orang yang kembali merokok dan mengurangi konsumsi rokok pada orang-orang yang masih merokok. Anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang sensitif terhadap kenaikan harga rokok oleh karenanya mereka akan mengurangi pembelian rokok bila pajak rokok dinaikan.
Selain itu orang-orang dengan pendapat rendah juga lebih sensitif terhadap kenaikan harga, oleh karenanya kenaikan pajak rokok akan berpengaruh besar terhadap pembelian rokok di negara-negara berkembang.
Model yang dikembangkan oleh Bank Dunia dalam laporannya Curbing the Epidemic menunjukan kenaikan kenaikan harga rokok sebanyak 10% karena naiknya pajak rokok, akan membuat 40 juta orang yang hidup di tahun 1995 untuk berhenti merokok dan mencegah sedikitnya 10 juta kematian akibat rokok.

Mitos:
Pemerintah tidak perlu menaikan pajak rokok karena akan kenaikan tersebut akan merugikan konsumer berpendapatan rendah.
Fakta:
Perusahaan rokok beragumen bahwa harga rokok tidak seharusnya dinaikan karena bila begitu akan merugikan konsumen berpendapatan rendah. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan rendah merupakan korban rokok yang paling dirugikan. Karena rokok akan memperberat beban kehidupan, meningkatkan kematian, menaikan biaya perawatan kesehatan yang harus mereka tanggung dan gaji yang terbuang untuk membeli rokok.
Masyarakat berpendapatan rendah paling bisa diuntungkan oleh harga rokok yang mahal karena akan membuat mereka lebih mudah berhenti merokok, mengurangi, atau menghindari kecanduan rokok karena makin terbatasnya kemampuan mereka untuk membeli. Keuntungan lain dari pajak rokok yang tinggi adalah bisa digunakan untuk program-program kesejahteraan masyarakat miskin.

Mitos:
Perokok menanggung sendiri beban biaya dari merokok.
Fakta:
Perokok membenani yang bukan perokok. Bukti-bukti biaya yang harus ditanggung bukan perokok seperti biaya kesehatan, gangguan, dan iritasi yang didapatkan dari asap rokok.

Ulasan di negara-negara kaya mengungkapkan bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun usia perokok biasanya lebih pendek). Apabila asuransi kesehatan dibayar oleh rakyat (seperti jamsostek) maka para perokok tentunya ikut membebankan biaya akibat merokok kepada orang lain juga.










GAME ARTHRITIS - Penyakit Kecanduan Bermain Game



Apa efek nyata dari game digital untuk jari-jari kita, tangan, dan badan? bisa menghasilkan cacat. Ini fakta. Sebut saja “the reality of the virtual”. Bermain secara lama dan berkepanjangan menyebabkan agresi sebuah perwatakan untuk pengrusakan fisik permanen. kegiatan Gaming menghasilkan konsekuensi yang sangat nyata bagi pengguna.


Penelitian telah dilakukan selama bertahun-tahun di beberapa laboratorium atau klinik di seluruh dunia tetapi dokter dan peneliti tidak bersedia untuk berbagi temuan mereka untuk khalayak umum. Namun, bukti-penyakit yang disebabkan teknologi baru sekarang mulai dikenal di luar komunitas ilmiah. Patologi ini - berlabel kolektif disebut juga "Game arthritis" - secara resmi tidak atau belum "diakui".








Monday, December 5, 2011

Surat untuk Adik

Untuk adikku yang sedang mencari jalan menuju Allah… Bagaimana kabarmu? Suratmu terakhir membuat kakak terkejut dik. Benarkah adik sudah tidak percaya pada Allah? Benarkah adik bosan dengan kepura-puraan syariat? Apakah adik berpikir kalau sholat, jilbab dan semuanya adalah paksaan? Benarkah adik tidak suka orang-orang yang beragama itu menyebut di luar agamanya sebagai pendosa? Dan kenapa pula dik, kenapa Al-Qur’an itu adik sebut berantakan? Adik bilang itu kesimpulan dari hasil analisa adik. Benarkah demikian?

Dik, kakak menulis ini sebagai pribadi kakak sendiri, bukan mewakili orang-orang yang adik sebutkan dalam surat terakhir adik. Iman itu percaya, dik, percaya pada sesuatu yang jelas kita agungkan dan pahami kebenarannya. Seperti saat kita memilih untuk percaya bahwa kita punya jantung. Adik merasa punya jantung? Apakah adik pernah melihatnya? Tidak kan. Apakah kita pernah juga menyentuh matahari? Apakah kita juga pernah ke luar angkasa naik roket dan menyaksikan secara utuh bahwa bumi bulat bukan kubus? Semua itu kita percaya dari orang, dari buku, dari pendapat orang lain yang kita sudah pahami kebenarannya.

Dan apakah kita juga menyaksikan saat ibu kita melahirkan kita dik? apakah kita bertanya, "kamu bener ibuku bukan sih?" Itu tidak mungkin kan, dik. Kita mengetahuinya dari kasih sayang ibu, cinta-nya, betapa ia memelihara kita dari kecil, dan kita berpikir kalau ia benar-benar ibu kita, kita memilih untuk berpikir itu, dik. Bahkan saat orang datang bilang itu bukan ibumu, kita dengan sekuat tenaga menolaknya.

Itu juga yang kakak rasakan tentang agama, ada ikatan kuat antara ilmu, perasaan, dan kepasrahan. Apakah kita harus melihat dari dekat waktu Allah membuat big bang dan bumi dibentuk? Apakah kita juga harus tahu dulu seperti apa bentuk Allah dan malaikat? Tidak kan dik. Karena waktu melihat dunia ini, melihat keteraturannya, kita sadar bahwa itu kasih sayang Allah. Lalu kita baca Al Quran, lalu kita memilih untuk meyakini dan pasrah menjalankan aturan. Bukan berpura-pura mempercayainya, kita pasrah dan tunduk. Bukan berpura-pura pakai jilbab, baca Quran, sholat, atau berusaha membuktikan itu secara rasional. Karena itu bukan definisi islam. Definisi islam adalah tunduk, berserah diri.

Dan meskipun kita sudah memahaminya dan mepercayainya, bukan berarti kita boleh sombong dan lalu menganggap yang tidak mempercayainya itu kotor dan pendosa, dik. Prinsip untuk ini jelas dalam Islam bahwa masing-masing menanggung akibat perbuatannya, lakum dinukum waliyadin. Agama itu petunjuk dan tuntunan bagi orang yg mempercayainya, yang tdk percaya tidak wajib. Masing-masing orang berproses menuju Allah. Bahkan diri kita sendiri, dik. Bahkan Nabi pun tak mampu menjamin orang mendapat hidayah. Ingat cerita Nabi yg memberi makan seorang Yahudi buta di pasar? Kita diminta berkasih sayang pada siapapun, berbuat adil, sambil tetap menunjukkan bahwa kita ini berserah pada Allah.

Dik, jangan kira kakak tak pernah mendengar apa yang adik sampaikan. Kakak tahu ada orientalis yang bilang bahwa Al Quran berantakan, bahwa al Quran ditulis oleh seorang yg buta huruf dan mengidap epilepsi, bahwa Muhamad seperti ayan waktu menerima wahyu, dan para sahabat adalah pengikut yg fanatik dan bodoh. Ah. Itu sangat sadis dik. Itu seperti waktu ada orang yg bilang bahwa ibumu bukan ibumu. Sementara kakak juga tahu kalau Muhammad adalah orang yang santun jujur dan amanah. Kakak mendengarnya bukan dari satu dua orang, tapi dari matan, perkataan banyak orang yang jelas runtutan penyampaiannya.

Kakak juga tahu meski menurut adik berantakan, al-Quran adalah kitab yang paling banyak dibaca, dihafal, ditafsirkan dan ia menciptakan budaya ilmiah dan merubah dunia jadi landasn peradaban modern. Bahkan sampai sekarang, dik. Sudah banyak desertasi yang dtulis tentang al-Quran, yang bicara tentang keserasian Al Qur’an, salah satunya, professor Indonesia, Pak Quraish Shihab namanya. Apakah dengan itu kita bisa mengatakan Al Qur’an berantakan dik? Haruskah kita naik mesin waktu dan ketemu Muhammad untuk mempercayai Al Qur’an?

Ada banyak hal yang tidak terlihat dengan mata kepala telanjang, dan bahkan seluruh usaha sains rasional tidak dapat meraih kulitnya saja. Sementara terhadap ayat-ayat Allah di alam maupun di kitab manusia diberi kehendak untuk memilih, lalu diberi balasan di akhir sesuai pilihannya. Itu narasi besar kehidupan, dik.

Apakah ini doktrin? Ya memang. Karena dalam hidup ini kita butuh sesuatu yang pasti, pegangan hidup, sementara sains dan rasio manusia bersifat relatif, dan selalu berubah.

Memang benar kita udah lama banget tidak ketemu dik. Dan tahu siapa yg paling terkejut: itu kakak!
Seperti disampaikan seorang sahabat tentang agnostik*. Semoga bisa menjadi perenungan untuk kita semua...

Taichung, 11202011
 By : Ashif Aminulloh Fathnan
*An agnostic is a person who believes that the existence of a greater power, such as a god, cannot be proven or disproved; therefore an agnostic wallows in the complexity of the existence of higher beings. 

Iklan Yang Baik Untuk Ditonton

















Hindarilah Perasaan Galau !!!


Hindarilah Perasaan Galau !!!

Perasaan galau sering melanda kehidupan manusia. Perasaan seperti ini didefinisikan orang dengan berbagai tipe. Ada yang bilang galau itu perasaan tertekan, galau itu gak ada uang dan gak’ bisa makan, galau itu lagunya Titi DJ (LOH….), galau itu pas’ diputusin pacar, galau itu pas ujian gak’ belajar dan gak tau mau nyontek ma siapa, galau itu cabang baru dari perasaan seperi sedih, marah, putus asa, cengeng, dan lainnya, dan pastinya masih banyak lagi definisi galau yang diprediksi oleh setiap individu. Bahkan ada yang lebih sadis, galau itu (katanya) bisa membunuh karakter pribadi sebab ia membuat seseorang tidak dapat berbuat apa-apa lagi dikarenakan tidak dapat berfikir jernih.
Hindarilah Perasaan Galau !!!

Galau merupakan suatu perasaan dimana seseorang memikirkan hal-hal secara berlebihan, kemudian bingung ketika memikirkan apa yang harus dilakukan terhadap hal tersebut dengan pikirannya sendiri, sehingga emosi menjadi tidak stabil, pikiran pusing, lalu mendadak imsomnia. Galau juga perasaan emosi labil seseorang saat ia tidak dapat menentukan pilihan, takut akan yang terjadi nanti, apakah sesuai harapan atau tidak, benar atau salah ya…???, bimbang, dan gak’ percaya diri dengan apa yang sudah dipilih untuk menjadi sebuah pilihan dan keputusan akhir yang diambil.
Penyakit ini rentan hinggap pada usia- usia muda, remaja, belia, dan bahkan yang sudah dewasa pun terkadang juga ikut merasakan sengatan galau ini. Nah, jika sudah terinfeksi, jangan dibiarkan berlama-lama mengendap dalam diri. Berikut beberapa tips yang dapat menangkis rasa galau yang disebabkan oleh banyak faktor yang gak mungkin disebut satu per satu. Semoga bermanfaat ya
  1. Berhentilah untuk menyalahkan diri sendiri karena hanya akan membuat perasaan jadi semakin down.Berpikirlah kalau ini merupakan sebuah ujian dari Tuhan karena Tuhan sayang sama diri kita dan Tuhan mau menaikkan derajat kita di hadapan orang lain dengan ujian tersebut. Dengan begitu kita akan lebih percaya diri setelah ujian itu berhasil dilewati, karena ujian yang diberikanNya tidaklah diluar kemampuan hambaNya.

  2. Hadapi dengan senyuman, berpikir positif, dan tenang dalam menyelesaikannya. Dengan begitu, perasaan akan lebh terasa relax dan sadar bahwa masalah yang dihadapi gak’ seberat yang dibayangkan.

  3. Selalu aja merasa beruntung, agar bisa terus bersyukur atas semua nikmat dari Tuhan.

  4. Lakukan kegiatan positif dan berguna, lalu nikmatilah semua itu.

  5. Dengarkan lagu-lagu yang disukai

  6. Kumpul bersama teman-teman, kerabat, keluarga, lalu sharing dan curhat ke mereka. Tetapi jangan sampai salah pilih orang, karena bisa makin’ runyam ntar masalahnya. Bukannya nyelesain’ tapi malah nambah, capek deh…

  7. Hadapi yang akan terjadi, bukan malah menghindari dan takut. Jangan pernah berpikir untuk lari dari masalah. Masalah yang ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan. Semakin dihindari, maka ia akan makin membesar. Menghadapi tidak selalu berdampak negatif, malah kebanyakannya berdampak positif. Justru menghindar akan makin membuat pribadi kalah dan merusak diri dari segi mental.

  8. Perbanyak beribadah. Meminta pertolongan dan petunjuk kepadaNya, dan temukan kedamaian ketika telah melakukan ibadah dan meminta solusi langsung kepada Sang Maha Esa.
Semoga tips diatas bisa membantu melepaskan perasaan galau. Jangan tambah galau ya kawan-kawan, nikmati dan hiduplah bebas, tanpa beban, dan merdeka




Sumber : Klik

Penyebab Kegagalan Orang Pintar



Seperti halnya kesuksesan, setiap orang pun bisa mengalami kegagalan!
Tak terkecuali orang-orang jenius yang kecerdasannya mendekati sempurna.
Karena, memang tak ada jaminan bahwa orang pintar akan selalu sukses.

Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu
dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena
masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor
‘lucky’, banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun
berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di
Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka.

Coba simak:
* Kurang ketrampilan sosial
Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu memiliki
intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap perasaan
orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang memiliki
intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan tahu
bagaimana membina dukunga tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh dengan
banyak berlatih.

* Tidak cocok
Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat,kepentingan,
keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda. Bila Anda
merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku pekerjaan dan
menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi beberapa
orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang berani diambil.

* Tidak ada komitmen
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan
gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang kuat
untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri merupakan
penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda harus
yakin bahwa Anda bisa melakukannya.

* Kurang fokus
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya tidak
melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa
yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan
prioritas, dan susun organisasi usaha Anda.

* Kurang menyadari rintangan
Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur,
diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering
tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang
benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan
masa depan Anda.

* Kemalangan
Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau
buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus
Anda alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan
menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu,
namun selalu ada jalan untuk memperbaikinya.

Pada akhirnya, kegagalan bukanlah ‘jalan buntu’ untuk mencapai sukses.
Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin
besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai
kegagalan dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan
bisa menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak
ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari sebuah
kegagalan



Sumber : Klik